Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, SMAN 1 Sapeken Sumenep ikut ambil bagian dalam sebuah kegiatan bersejarah yang digagas oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur: Pengibaran Bendera Merah Putih Sepanjang 8.000 Meter. Kegiatan akbar ini tak hanya menargetkan pemecahan Rekor MURI, tetapi juga menjadi wujud nyata cinta tanah air dari ribuan siswa dan guru se-Jawa Timur.
Sesuai ketentuan dari Dinas Pendidikan,
setiap sekolah yang memiliki program Doble Track (DT) Tata Busana diminta
menjahit bendera merah putih sepanjang 100 meter. SMAN 1 Sapeken Sumenep pun menerima
tantangan ini dengan penuh semangat. Di bawah bimbingan guru yang disebut
trainer, para siswa DT Tata Busana bekerja sama memotong, menyusun, dan
menjahit kain katun merah dan putih dengan ukuran tinggi masing-masing 60 cm.
Meski berada di pulau terpencil dengan
segala keterbatasan fasilitas, semangat siswa SMAN 1 Sapeken Sumenep tidak kalah dengan
sekolah-sekolah besar di kota. Ruang kelas yang biasanya digunakan untuk
belajar musik berubah menjadi bengkel jahit. Suara mesin jahit berpadu dengan
tawa dan semangat gotong royong siswa. Ada yang mengukur kain, ada yang
mengatur posisi warna merah dan putih, dan ada pula yang bertugas menjahit
sambungan hingga rapi.
“Ini bukan sekadar menjahit kain, tapi
menjahit rasa cinta kami kepada Indonesia,” ungkap Ibu Rina Rusdiana
Trainer Tata Busana Smaken dengan mata berbinar.
Proses pembuatan bendera ini juga direkam dalam bentuk video sebagai dokumentasi pembelajaran dan bukti partisipasi sekolah. Sebelum batas waktu pengiriman 15 Agustus 2025, bendera hasil karya siswa SMAN 1 Sapeken Sumenep telah dikemas rapi untuk dikirim ke Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur.
Puncak kegiatan akan digelar pada 17
Agustus 2025 di Surabaya, ketika 8.000 peserta dari seluruh Jawa Timur
mengibarkan bendera merah putih sepanjang 8 kilometer. Bendera-bendera hasil
jahitan para siswa, termasuk karya SMAN 1 Sapeken Sumenep, akan disatukan menjadi satu
kesatuan yang membentang megah.
Fujianto sebagai Kepala SMAN 1 Sapeken Sumenep menyampaikan kebanggaannya, “Anak-anak kami mungkin tinggal jauh di ujung timur
Madura, tapi karya mereka akan berkibar bersama karya saudara-saudara mereka di
seluruh Jawa Timur. Inilah bukti bahwa semangat nasionalisme tidak mengenal
jarak.”
Ketika bendera raksasa itu berkibar di
Surabaya, setiap jahitan yang dibuat di SMAN 1 Sapeken Sumenep akan menjadi bagian dari
simbol persatuan Indonesia. Sebuah pengingat bahwa dari pulau kecil di tengah
laut pun, semangat merah putih tetap menyala untuk menyatukan negeri. (Nur)


0 comments:
Post a Comment