Oleh FUJIANTO*
Kepala SMAN 1 Sapeken, Kabupaten Sumenep
SENIN, 14 Juli 2025. Langit pagi di berbagai sekolah di Sumenep terasa lebih cerah dari biasanya. Bukan karena cuaca semata, melainkan karena wajah-wajah siswa baru yang berseri-seri, menyambut hari pertama sekolah dengan penuh semangat.
Tidak ada lagi atribut aneh, tidak ada lagi sorak sorai yang menakutkan. Yang terdengar hanyalah lagu penyemangat, yel-yel persahabatan, dan sapaan ramah dari para guru dan kakak kelas.
Inilah wajah baru dari MPLS
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah memulai gerakan besar: membangun atmosfer sekolah yang menyenangkan, humanis, dan mendidik. Tidak main-main, 4.058 siswa mengikuti MPLS secara offline dan online. Tema besar MPLS tahun ini adalah MPLS Ramah, menjadi pengingat bahwa pendidikan dimulai bukan dari tekanan, melainkan dari pelukan nilai-nilai kemanusiaan yang mengedepankan akhlakul karimah.
Pesan bijak dari Ibu Gubernur Jawa Timur menggema di seluruh sekolah, seakan menjadi kompas moral yang mengarahkan langkah semua elemen pendidikan untuk berubah.
“Man saara ‘ala darbi washala.”
Siapa yang berjalan di jalan yang benar, maka akan sampai pada tujuan.
Menghapus Tradisi Tak Mendidik
Tantangan paling nyata dari transformasi MPLS ini adalah melawan romantisme perpeloncoan. Sebagian pengurus OSIS, yang dulunya pernah menjadi korban, cenderung ingin ”mewariskan” pola keras tersebut.

0 comments:
Post a Comment